Tentang

------------ Selamat datang di Blog kami yang sederhana ini ------------ SEMOGA BERMANFAAT. --- Identitas Pemilik Blog ------ Nama : Afif Fuaidi ------ Alamat Rumah : Payaman - Andonosari - Nongkojajar - Pasuruan ------ Facebook : Afif Fuaidi bin Mahfudz ------ Instagram : Apiep_5 (Afif Fuaidi) ---

Kamis, 31 Oktober 2013

Bertahan

Bertahan
Yang indah hanya sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus hanyalah dari sanubari
Bukan mudah mencari yang hilang
Bukan mudah mengejar impian
Namun jauh lebih susah adalah …
Mempertahankan apa yang ada
Karena yang tenggelam bisa terlepas
Yang terikat kadang membelenggu
Maka dari itu
Jika kau tidak bisa memiliki

Maka cintailah yang kau miliki

Cara Menghilangkan Rasa Tidak Percaya Diri, Minder dan Pemalu

Cara Menghilangkan Rasa Tidak Percaya Diri, Minder dan Pemalu

Sifat Tidak Percaya Diri, Minder dan Pemalu adalah beberapa sifat negatif dari diri seseorang yang dapat dihilangkan. Berikut ini  Cara Menghilangkan Rasa Tidak Percaya Diri, Minder dan Pemalu :

1.      Apa yang menyebabkan kamu merasa minder dan rendah diri?

Karena merasa banyak kekurangan?
Karena merasa tidak mampu melakukan apa yang orang lain bisa lakukan?

Kita tidak harus selalu memandang ke atas. Kita juga tidak perlu menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri dan itu sudah cukup menyenangkan. Mengenali potensi diri dan mengembangkannya adalah cara terbaik untuk meningkatkan rasa percaya diri. Jadi tidak perlu yang namanya malu atau minder.

2.      Siapa saja orang yang buat kamu malu dan minder?

Orang-orang yang baru kamu kenal?
Orang-orang yang menurut kamu punya derajat lebih tinggi dari kamu?

Oke, mulailah dengan mengubah cara berfikir kamu. Setiap manusia adalah sama. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing bahkan untuk orang-orang yang kamu anggap sempurna. Mereka sama seperti kamu, seperti saya, maka tidak ada alasan untuk merasa minder.

3.      Berhentilah memikirkan kekurangan-kekuranganmu

Terimalah diri kamu apa adanya. Jadikan kekurangan kamu sebagai kelebihan. Tukul Arwana, adalah contoh yang tepat dalam hal ini. Lihat, bagaimana dia memaksimalkan kekurangannnya menjadi kelebihan yang justru tidak dimiliki orang lain. Selalu menutupi kekurangan hanya akan membuat kamu semakin terpuruk dalam sikap minder dan rendah diri.

4.      Memperluas pergaulan

Bergaulah dengan orang orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Pelajari cara cara mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Cara mereka berkenalan dengan orang baru, cara mereka memperlakukan orang lain, cara menyikapi sebuah masalah, cara mengatasi situasi, dan lain lain. Banyak hal yang bisa kamu pelajari dan praktekkan sendiri.

5.      Mulailah belajar bertanya kepada orang baru

Belajar bertanya?

Bagi orang yang bukan pemalu bertanya kepada orang baru bukan sebuah masalah besar. Tapi, keadaan berbeda dengan orang pemalu. Rata-rata dari mereka jarang sekali memulai pembicaraan atau sebuah pertanyaan. Hal ini hanya bisa dimengerti oleh orang yang sama-sama pendiam.

6.      Perhatikan penampilan

Mulailah memperhatikan penampilan kamu terutama saat keluar dari rumah. Penampilan yang baik dan maksimal dapat membantu kamu meningkatkan rasa percaya diri. Kamu tidak akan merasa minder dan malu saat bertemu dengan orang lain karena kamu sudah tampil All out. Menampilkan yang terbaik.

7.      Selalu bersikap tenang

Kesalahan utama orang pemalu adalah kurangnya self control (pengendalian diri). Terutama jika berada dalam situasi yang tertekan dan asing. Grogi, cemas, salah tingkah, berkeringat adalah beberapa indikasi seseorang sedang berada dalam tekanan. Sebenarnya hal itu bisa diatasi dengan beberapa tips ringan. Mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan akan membuat kita merasa sedikit lebih rileks dan tenang.

Singkirkan imajinasi negatif kamu mengenai apa yang sedang kamu hadapi. Hilangkan pemikiran bahwa orang-orang sedang memperhatikan kamu dan berfikir negatif tentang kamu. Faktanya, semua berjalan biasa-biasa saja tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Semua hal negatif kamu itu hanya ada dalam imajinasi kamu saja.

8.      Coba sesuatu yang baru

Sering mencoba hal-hal baru akan lebih membuka wawasan serta pandangan kamu tentang hidup dan kehidupan. Yang pada akhirnya akan memberi kita sebuah pemahaman bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semua manusia adalah sama. Kita punya kekurangan mereka juga. Mereka punya kelebihan kita pun memilikinya. Mereka bisa, maka kita juga bisa..!



"Keterbatasan hanyalah sebuah kesalahan dalam cara kita berfikir."





Rabu, 30 Oktober 2013

Apa Adanya

Apa Adanya

Tak perlu mencari teman secantik Ratu Bilqis
Andai diri tak sehebat Nabi Sulaiman
Mengapa mengharap teman setulus Zulaikha
Jika diri tak setampan Nabi Yusuf
Tak perlu mencari teman sekuat Siti Hajar
Andai diri tak seteguh Nabi Ibrahim
Mengapa mengharap kekasih sesempurna
Nabi Muhammad dan Siti Khodijah

Jika diri hanya insan biasa

Cara-cara Memperkirakan Biaya Pendidikan

Cara-cara Memperkirakan Biaya Pendidikan

Ada dua cara untuk memperkirakan biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan biaya atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas dasar laporan dari lembaga-lembaga pendidikan.
Cara yang pertama dilakukan dengan cara meneliti laporan dari sumber-sumber pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya sumber-sumber ini dibedakan atas (1) pengeluaran yang menyeluruh, dan (2) pengeluaran menurut status, tingkat, dan sifatnya. Pengeluaran menyeluruh terdiri atas (a) sumber-sumber pemerintah, yang terdiri atas (1) pemerintah pusat, (2) pemerintah daerah, dan (3) bantuan luar negeri. Pengeluaran menurut status dan sifatnya. Menurut statusnya pengeluaran dibedakan atas pengeluaran dari lembaga pendidikan pemerintah dan pengeluaran pendidikan swasta. Kemudian menurut tingkatnya, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA (SMU dan SMK), dan perguruan tinggi. Selanjutnya menurut sifatnya pengeluaran dibedakan atas pengeluaran berulang, pengeluaran modal, dan pengeluaran lainnya.
Cara yang kedua, ialah menggunakan secara langsung laporan dari lembaga-lembaga pendidikan. Untuk keperluan membuat perkiraan tersebut harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut. Yang pertama, dan yang terpenting adalah harus ada laporan dari lembaga-lembaga pendidikan. Kedua, laporan tersebut harus dibuat menurut pola standar fungsional yang seragam. Ketiga, laporan harus memperlihatkan keseluruhan biaya operasi dari lembaga tersebut.
Pemilihan unit-unit untuk penetapan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya: per lulusan, biaya menurut tingkatan pendidikan, biaya unit per anak didik, rata-rata biaya kehadiran sehari-hari, biaya modal per tempat, biaya rata-rata per kelas, dan biaya berulang rata-rata per pendidik.
Proyeksi biaya unit meliputi pembiayaan modal dan biaya berulang. Untuk itu perlu memperkirakan luasnya akibat tujuan kuantitatif dan kualitatif dalam memperhitungkan rata-rata biaya unit berulang untuk tahun yang bersangkutan.

Komponen-komponen biaya pendidikan meliputi komponen untuk:
Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi terhadap kualitas dan optimalisasi Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah:
Komponen-komponen utama manajemen keuangan yang mendukung terlaksananya optimalisasi komponen biaya-biaya pendidikan adalah sebagai berikut:
a)      Sumber Dana Pendidikan
Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dari berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar.
Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan pendidikan, namun dalam pelaksanaannya pendekatan-pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan.
Sumber-sumber dana pendidikan antara lain meliputi: Anggaran rutin (DIK); Anggaran pembangunan (DIP); Dana Penunjang Pendidikan (DPP); Dana BP3; Donatur; dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak yang terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat (pasal 33 No. 2 tahun 1989).
Sejalan dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana dari pihak masyarakat, baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di dalam maupun di luar negeri, sejalan dengan semangat globalisasi.
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS).
b)      Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan menurut C.E. Beeby adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sitem tersebut. Definisi tersebut merupakan demensi baru dalam perencanaan pendidikan. Perbedaan dengan perencanaan klasik ialah dalam hal perhatiannya yang diberikan kepada pertumbuhan ekonomi, pengembangan sumber tenaga kerja dan terhadap perencanaan makro. Pada perencanaan klasik tidak memperhatikan hal tersebut.
Perencanaan pendidikan di Indonesia merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional yang mempertimbangkan kenyataan-kenyataaan yang ada di bidang sosial ekonomi sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.
Perencanaan pendidikan sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan pendidikan akan dapat menolong pencapaian suatu target atau sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Perencanaan dapat membantu pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan diperlukan pengetahuan dan kemampuan dari para pelaksananya, perlu pemahaman fungsi-fungsi manajemen yang lain di antaranya kemampuan mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan.
Tanpa perencanaan yang baik maka pencapaian tujuan pendidikan tidak akan dapat dicapai sesuai harapan. Di Indonesia masalah pendidikan harus ditangani melalui perencanaan yang baik, hal ini dikarenakan:
c)      Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Terjadinya pergeseran strutur ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri yang diperkirakan akan berlangsung dalam periode pembangunan jangka panjang 25 tahun kedua yang akan datang, menimbulkan kebutuhan peningkatan kemampuan dan keterampilan seperti yang diperlukan dalam pengembangan sektor industri.
Di samping itu mengingat terbatasnya kemampuan dari tenaga kerja yang diduga akan bergeser darai sektor pertanian ke sektor industri skala kecil dan sedang, serta sektor pertanian ke tingkat perkembangannya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Keanekaragaman pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh sektor jasa ini sangat mempengaruhi jenis pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Mengenai perubahan komposisi tenaga kerja menurut tingkat pendidikan dapat diperoleh gambaran sebagai berikut. Dengan anggapan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen, maka pada akhir pembangunan jangka panjang 25 tahun kedua, diperoleh proporsi tenaga kerja yang berpendidikan dasar sebesar 52 persen dan yang berpendidikan menengah sebesar 32 persen; sedangkan berpendidikan tinggi sebesar 6 persen dan yang tidak berpendidikan sebesar 11 persen. Bila digunakan anggapan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, maka proporsi tenaga kerja yang berpendidikan dasar akan menjadi 52 persen dan yang berpendidikan menengah akan menjadi 34 persen; sedangkan yang berpendidikan tinggi mencapai 8 persen. Untuk mendapatkan proporsi ketenagakerjaan seperti tergambar di atas, maka peranan pendidikan dan latihan menjadi sangat penting bagi Indonesia.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa keterampilan tersebut harus dihasilkan dalam lembaga pendidikan formal, namun ada pendapat yang menyatakan bahwa keterampilan tersebut dihasilkan di luar lembaga pendidikan formal.
Salah satu sudut pandang mengatakan bahwa sektor pendidikan yang berkewajiban menyediakan keterampilan yang diperlukan oleh lapangan kerja. Dengan demikian pendidikan formal di sekolah harus berorientasikan kepada peningkatan keterampilan anak didik. Ini berarti juga penyesuaian kurikulum dan penyediaan program keterampilan di sekolah.
Untuk menghindari program latihan bagi setiap perusahaan, dana latihan dari setiap perusahaan dapat dihimpun sehingga menjadi semacam tabungan bersama. Tabungan ini dapat diguanakan untuk mendirikan lembaga yang dapat memberikan pelajaraan mengenai keterampilan-keterampilan yang diperlukan pembangunan. Dengan demikian tidak diperlukan program “on the job training” bagi setiap perusahaan. Sementara pendidikan kejuruan dan politeknik masih diberikan pada pendidikan formal, maka program bersama “on the job training” dapat mendukung pembentukan keterampilan yang diperlukan dalam pembangunan nasional.
d)     Pengertian dan Masalah Demografi
Demografi dapat diartkan sebagai ilmu yang mempelajari kelompok manusia atau penduduk, oleh karena itu disebut juga itu kependudukan. Pemahaman masalah kependudukan diperlukan pada setiap sektor kegiatan ekonomi, misalnya; bidang pertanian, bidang kesehatan dan terutama bidang pendidikan.
Bidang pendidikan menjadikan penduduk sebagai objek pelayanan, yang sepanjang waktu selalu mengalami perubahan, baik mengenai jumlah, komposisi dan penyebarannya. Untuk itu perlu diketahui aspek dinamis kependudukan, terdapat hubungan yang erat sekali antara demografi dengan perencanaan pendidikan.
Di Indonesia masalah kependudukan yang harus mendapat perhatian adalah:
-          Jumlah penduduk yang besar dan tingkat pertumbuhan yang tinggi
-          Penyebaran dan kepadatan penduduk yang tidak merata
-          Kualitas penduduk yang perlu ditingkatkan
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor; kematian, kelahiran dan perpindahan. Untuk mengatasi masalah kependudukan dilakukan dengan adanya program keluarga berencana, yang pada prinsipnya mengupayakan keluarga kecil yang sejahtera. Program pendidikan pun tidak kalah penting dalam upaya penanggulangan masalah kependudukan. Karena makin tinggi tingkat pendidikan akan dapat menunda perkawinan, dan kesempatan untuk melahirkan menjadi makin berkurang. Faktor utama dalam pendidikan adalah kemampuan dalam membuat perencanaan, termasuk dalam merencanakan keluarga yang sejahtera. Jadi sasarannya dalam program keluarga berencana adalah bagi mereka yang berpendidikan rendah yang masih beranggapan bahwa masalah kelahiran merupakan masalah takdir yang hanya diserahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menjadi beban setiap usaha pembangunan di segala bidang yang meliputi pendidikan, kesehatan, pangan, pertanian, perhubungan dan pemukiman. Jumlah penduduk yang besar disertai tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi salah satu penghambat dalam perencanan pembangunan pendidikan, karena:
-          Sektor-sektor lain di luar sektor pendidikan juga akan menyerap anggaran, berarti mempengaruhi penyediaan dana untuk pendidikan
-          sebagian besar penghasilan masyarakat terserap untuk membiayai penduduk muda sehingga mengurangi kemampuan masyarakat membantu pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan
Untuk itulah masalah kependudukan harus mendapat perhatian dari pemerintah dan seluruh masyarakat secaraa bersama-sama.
Perencanaan Pendidikan Sosial dan Ekonomi
Pendidikan dan kehidupan masyarakat saling pengaruh-mempengaruhi. Pendidikan dipengaruhi oleh kondisi masyarakat, antara lain, keadaan sosial ekonomi; faktor kesenjangan sosial ekonomi akan mempengaruhi strategi dalam perencanaan pendidikan. Pendidikan mempengaruhi kehidupan masyarakat, dengan memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, pendidikan akal, budi pekerti dan kerohanian kepada anak didik atau generasi muda secara langsung maupun tidak langsung akan menentukan jenis pekerjaan dan penghidupan di kemudian hari, profesinya akan menempatkan seseorang pada tingkat sosial ekonomi tertentu dan mepengaruhi perkembangan generasi seterusnya.
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang maju dan berkepribadian Indonesia. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan tidak berdiri sendiri, oleh karena itu perencanaan pendidikan perlu mengetahui aspek-aspek sosial dan ekonomi yang mempunyai hubungan dan peranan dalam pertumbuhan dan perubahan pendidilkan. Perencanaan regional perlu mempertimbangkan aspek sosiologis seperti kebiasaan, adat istiadat dan kebudayaan serta nilai-nilai budaya masyarakat setempat dan aspek-aspek ekonomi seperti tingkat pendapatan, pola konsumsi, kebiasaan menabung dan sebagainya.
Setiap kebijakan yang dituangkan dalam rencana pendidikan yang dilaksanakan akan mempengaruhi kehidupan sosial dan tingkah laku kelompok masyarakat, oleh karena itu dalam perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek sosiologis yang berkaitan dengan pembangunan pendidikan, di antaranya:
-          bagaimana aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, di mana pendidikan dapat memberikan kesempatan untuk memperbaiki mutu kehidupan;
-          bagaimana mendapatkan pendidikan yang mudah dan murah sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat;
-          bagaimana mempersiapkan fasilitas pendidikan dan mutu pendidikan yang baik;
-          bagaimana menghadapi situasi dan aspirasi masyarakat yang selalu bergerak dan berkembang.

Pendidikan dapat dipandang sebagaai investasi karena pendidikan yang berhasil akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kemajuan ekonomi mendorong perkembangan pendidikan, dan pendidikan yang maju merupakan salah satu persyaratan untuk perkembangan ekonomi selanjutnya.

Komponen Biaya Pendidikan

Komponen Biaya Pendidikan

1.      Peningkatan kegiatan belajar mengajar;
2.      Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan;
3.      Peningkatan pembinaan kegiatan siswa;
4.      Kesejahteraan;
5.      Rumah tangga sekolah; dan
6.      Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan.
7.      Pembinaan tenaga kependidikan
8.      Pengadaan alat-alat belajar
9.      Pengadaan bahan pelajaran
10.  Perawatan
11.  Sarana kelas
12.  Sarana sekolah
13.  Pembinaan siswa
14.  Pengelolaan sekolah
15.  Prosedur anggaran;
16.  Prosedur akuntasi keuangan;
17.  Pembelajaran, pergudangan dan pendistribusian;
18.  Prosedur investasi;
19.  Prosedur pemeriksaan.
20.  laju perkembangan pendidikan yang lamban;
21.  tuntutan masyarakat adanya perbaikan dalam sistem pendidikan nasional;
22.  kebijakan pemerintah untuk menampung semua anak umur 7 – 12 tahun di tingkat pendidikan dasar dan mensukseskan wajib belajar 9 tahun;
23.  peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan;
24.  keterkaitan dan kepadanan antara pendidikan dengan kebutuhan pembangunan;
25.  peningkatan kemampuan dalam menguasai iptek.
Pengertian biaya dalam ekonomi adalah pengorbanan-pengorbanan yang dinyatakan dalam bentuk uang, diberikan secara rasional, melekat pada proses produksi, dan tidak dapat dihindarkan. Bila tidak demikian, maka pengeluaran tersebut dikategorikan sebagai pemborosan.
Lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi ada beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya ini. J. Hallack mengemukakan tiga macam kesulitan, yaitu berkenaan dengan (1) definisi produksi pendidikan, (2) identifikasi transaksi ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan, dan (3) suatu kenyataan bahwa pendidikan mempunyai sifat sebagai pelayanan umum.
Biaya pendidikan dapat dikategorikan dalam beberapa cara, antara lain biaya ini dikategorikan atas (1) biaya langsung dan biaya tidak langsung, (2) biaya sosial dan biaya privat, dan (3) biaya moneter dan biaya non-moneter.
Dilihat dari luasnya, analisis pengeluaran pendidikan dapat dilakukan secara keseluruhan dan secara mikro. Studi biaya pendidikan secara keseluruhan atau nasional menyangkut (1) biaya pendidikan dan produk domestik bruto, dan (2) unsur-unsur biaya pendidikan. Analisis biaya secara mikro, adalah analisis biaya pada tingkat lembaga, yaitu pada tingkat distrik/yayasan dan pada tingkat satuan pendidikan.

Konsep dan Analisis Biaya Pendidikan

Konsep dan Analisis Biaya Pendidikan

1.  Secara konseptual efisiensi pendidikan meliputi efisiensi atau disebut juga keefektifan biaya (cost effectiveness), dan efisiensi eksternal atau disebut manfaat biaya (cost benefit).
2. Cost benefit dikaitkan dengan analisis keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap dan keterampilan.
3.      Dalam perhitungan investasi terdapat dua hal penting yaitu :
·         Investasi hendaknya menghasilkan kemampuan yang memiliki nilai ekonomi di luar nilai instrinsiknya,
·         Nilai guna dari kemampuan.
4.  Analisis biaya manfaat (cost benefit analysis) merupakan metodologi yang banyak digunakan dalam melakukan analisis investasi pendidikan.
5.    Metode Analisis biaya manfaat dapat membantu para pengambil keputusan dalam menentukan pilihan diantara alternatif alokasi sumber-sumber pendidikan yang terbatas tetapi memberikan keuntungan yang tinggi.
6.   Investasi dibidang pendidikan perlu untuk merespon kebutuhan ekonomi tenaga kerja menurut jenjang dan jenis pendidikan.
7. Analisis tingkat balik (Rates of Return Analysis) ekonomi dari investasi ini diperoleh dengan membandingkan produktivitas dari tenaga kerja terdidik yang biasanya digambarkan oleh profil upah dengan produktivitas tenaga kerja yang tidak terdidik.
8.   Nilai investasi pendidikan dapat berbeda bergantung acuannya, apakah acuannya dari sudut pandang masyarakat atau individu.
9.   Tidak semua biaya pendidikan ditanggung oleh individu, tetapi sebagian ditanggung oleh masyarakat melalui subsidi pemerintah.
10. Perluasan dan pembatasan pendidikan harus diciptakan bersama, dengan ini dilakukan upaya peningkatan investasi dan relevansi pendidikan secara lebih merata dan meluas dalam berbagai jenis, jenjang dan jalur pendidikan.
11.  Investasi pendidikan di negara-negara berkembang, dimana kondisi ekonomi sudah relatif maju dengan berbasis perindustrian, maka strategi investasi pendidikan diarahkan untuk memenuhi lapangan dunia kerja.
12.  Pengembangan investasi pendidikan perlu dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan.

13.  Inventarisasi kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek berdasarkan estimasi kebutuhan tenaga kerja dalam persektif jangka panjang merupakan peluang untuk melakukan investasi pendidikan.

Selasa, 29 Oktober 2013

Pengertian, Konsep dan Jenis Biaya

Pengertian, Konsep dan Jenis Biaya

  1. Konsep Biaya
Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian, dan beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau dari sudut biaya, ada beberapa defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
1.      Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.(Gaspersz, 2003)
2.      Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003)
3.      Biaya merupakan pengorbanan sacrifice yang bertujuan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi. Pengorbanan yang tidak bertujuan disebut pemborosan dan bukan termasuk biaya. (Gani , 1990)
4.      Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan. Dalam analisis ekonomi nilai kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena melakukan sesuatu kegiatan lain juga dihitung sebagai biaya, yang disebut biaya kesempatan/opportunity cost. (Maidin, 2003)
5.      Bagi seorang Akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu (Rahardja & Manurung, 2002)

Sehingga, dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata terdapat 4 unsur pokok, yaitu :
-          Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
-          Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
-          Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
-          Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan

  1. Jenis-jenis Biaya
Untuk keperluan analisis, biaya dapat dikelompokkan menurut beberapa kriteria (Maidin,2003) yaitu :
1.      Pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi
a)      Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besaranya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun. Demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap, baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
b)      Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output.
Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan.
Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh pasien. Dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani
Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin. Oleh sebab itu VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam praktek sering kali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah suatu biaya termasuk FC atau VC. Contoh dalam menentukan gaji pegawai misalnya, apakah gaji pegawai dimasukan dalam FC atau VC. Gaji pegawai kadang–kadang tidak dipengaruhi oleh besarnya output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam praktek misalnya, penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji pegawai terutama pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan dan penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output.
Disebuah poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah tertentu perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan berubah seiring dengan bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan gaji pegawai sebagai semi variable cost (SVC).
c)      Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost yang dalam persamaan sbb :
TC = FC + VC
2.      Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya
a)      Biaya Investasi, adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya.
1)      Nilai tanah dan bangunan
Pusat biaya produksi : tanah dan bangunan rawat jalan, rawat inap, apotik, poliklinik
Pusat biaya penunjang : Tanah dan bangunan bagian administrasi, keuangan, dapur, binatu
2)      Nilai kendaraan
Ambulance dan kendaraan dinas
3)      Nilai peralatan medis
Seluruh peralatan medis yang dipergunakan di masing-masing unit pelayanan seperti rawat inap, rawat jalan, kamar tindakan, dan laboratorium
4)      Peralatan rumah tangga (non medis)
Semua peralatan rumah tangga yang digunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan seperti : meja, kursi, AC, mesin tik, mesin cuci, almari, pengangkut pasien, dll
Di beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang ditentukan adalah Rp. 100.000,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp. 100.000,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum penggunaannya dapat lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional)
Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan).
Nilai barang investasi dalam analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang) masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut, (3) laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut

b)      Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai penyusutan barang investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut sebagai biaya penyusutan.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menghitung penyusutan yaitu (1) metode garis lurus (straight line), (2) metode saldo menurun (declining balance), (3) jumlah angka–angka tahun (sum of the years digit) (4) metode unit produksi (unit of production).
Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah historis yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun anggaran, maka untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun, sehingga biaya investasi itu dapat digabung dengan biaya operasional.
Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi (Annualized Investment Cost = AIC).
Besarnya nilai tahunan dari biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan masa hidup suatu barang investasi. Untuk menghitung nilai tahunan investasi tersebut dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
IIC ( 1 + i )t

AIC = ------------------
L
AIC = Annualized Investment Cost
IIC = Initial Investment Cost
i = Laju Inflasi
t = Lama Pakai
L= Perkiraan masa hidup (umur ekonomis) barang investasi yang bersangkutan

c)      Biaya operasional (operasional cost), adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun) contoh yang termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air dan listrik.
Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu Biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang. Karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost)
Contoh biaya operasional :
a.       Biaya pegawai (gaji)
b.      Biaya obat dan bahan medis
c.       Biaya listrik dan air
d.      Biaya bahan kantor (ATK)
e.       Biaya telepon
f.       Biaya pemeliharaan barang investasi
Biaya item (c) sampai item (f) dikenal dengan sebutan overhead atau biaya umum
Contoh : Biaya Pemeliharaan

Biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan kendaraan.

d)      Biaya total (total cost = TC), adalah jumlah dari biaya investasi ditambah biaya operasional, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Total Cost = Investment Cost (+) Operasional Cost

3.      Pembagian biaya berdasarkan fungsi atau aktifitas sumber biaya
a)      Biaya Langsung (Direct Cost), adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya yang mempunyai fungsih (aktifitas) langsung terhadap output.
Contoh : gaji perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis

b)      Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung) terhadap output
Contoh : gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya ATK, TU, biaya peralatan non medis

c)      Total Cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost, yang dirumuskan sebagai berikut :
Total Cost = Direct Cost (+) Indirect Cost

4.      Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satun produk (misalnya satu jenis pelayanan). Unit cost diperoleh dari TC dibagi jumlah produk (Quantity =Q) atau dalam persamaan :
UC = TC/Q
Dengan demikian, dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan dengan biaya rata-rata (average cost). Dengan melihat rumus biaya satuan ( UC = TC/Q ) tersebut, maka jelas tinggi rendahnya unit cost suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya pelayanan. Perhitungan unit cost dengan menggunakan rumus diatas, banyak dipengaruhi oleh tingkat utilitas. Makin tinggi utilitas (dengan demikian makin besar jumlah output) akan semakin kecil unit cost pelayanan. Perhitungan unit cost yang didasarkan atas pengeluaran nyata terhadap produk atau pelayanan ( UC = TC/Q ) disebut biaya UC Aktual. Disamping UC aktual, juga ada UC normative yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu jenis pelayanan kesehatan menurut standar baku atau menurut kapasitas yang tersedia. Besarnya UC normative ini tidak memperhitungkan apakah pelayanan kesehatan tersebut dipergunakan oleh pasien atau tidak. Rumus UC normative adalah :
FC VC
UC = ------------- (+) -------------
KAP Q
UC = Unit cost normative
FC = Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi.
KAP = Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam setahun
VC = Variabel cost termasuk di dalamnya biaya obat / bahan medis,
bahan habis pakai
Q = Jumlah output pusat biaya tersebut dalam setahun

Dalam perhitungan penetapan tarif, untuk menghitung unit cost dapat terdiri dari beberapa macam yaitu :
1.      Unit cost, dengan memperhitungkan total cost terdiri atas penjumlahan FC, SVC dan VC atau (TC = FC + SVC + VC )
2.      Unit cost, dengan memperhitungkan TC terdiri atas penjumlahan dari SVC dan VC atau ( TC = SVC + VC )
3.      Unit cost, dengan memperhitungkan TC terdiri atas penjumlahan dari VC saja atau ( TC = VC)


Bagi sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah (puskesmas dan rumah sakit), biaya investasi dan gaji pegawai negeri sipil telah di subsidi, sehingga idealnya untuk menentukan UC, perhitungan TC tanpa FC dan biaya investasi serta biaya gaji pegawai negeri.