Tentang

------------ Selamat datang di Blog kami yang sederhana ini ------------ SEMOGA BERMANFAAT. --- Identitas Pemilik Blog ------ Nama : Afif Fuaidi ------ Alamat Rumah : Payaman - Andonosari - Nongkojajar - Pasuruan ------ Facebook : Afif Fuaidi bin Mahfudz ------ Instagram : Apiep_5 (Afif Fuaidi) ---

Kamis, 07 Juli 2011

Makalah Kewrausahaan tentang Faktor Wirausaha Gagal

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kewira usahaan
Tentang :
FAKTOR WIRAUSAHA GAGAL

Guru Pembimbing :
Marzuki. S.Pd












Oleh
AFIF FUAIDI





SMK DARUT TAQWA

PURWOSARI PASURUAN

Tahun 2010


FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu : berhasil dalam mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam usahanya.
Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:
1.Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
2.Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.
3.Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4.Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
5.Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
6.Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
7.Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
8.Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi.
9.Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.
10.Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.
Potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan:
1.Pendapatan yang tidak menentu
2.Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3.Perlu kerja keras dan waktu yang lama
4.Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap
Keuntungan berwirausaha:
1.Otonomi
2.Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3.Kontrol finansial
Kerugian berwirausaha:
1.Pengorbanan personal
2.Beban tanggungjawab
3.Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal
Langkah Menuju Keberhasilan
1.Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2.Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3.Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4.Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Penyebab Kegagalan Berwirausaha
Banyak yang tidak menyadari, hambatan kultural, mental atau psikologis seringkali menjadi kendala atau bahkan menjadi pemicu kegagalan dalam merintis usaha. Contohnya perasaan gengsi. Sebagai entreprenuer, kalau mau sukses harus bersedia terjun ke lapangan, bersedia menawarkan ini-itu. Bisnis tak akan berjalan kalau urusan gengsi menjadi pertimbangan utama.
Sindrom itu terutama akan menjangkiti pengusaha pemula yang sebelumnya merupakan seorang profesional atau karyawan mapan. Biasanya ada perasaan gengsi untuk turun ke bawah. Bayangkan, sebelumnya tiap hari pergi kemanapun selalu memakai mobil bagus, tiba-tiba harus naik taksi atau malah naik kendaraan umum tanpa memakai dasi. Lebih jauh hal ini bisa membuat yang bersangkutan menjadi minder bila bertemu teman atau relasinya sehingga merasa memulai usaha sebagai sesuatu yang amat berat dan menyiksa. Padahal orang lain belum tentu melihat penampilannya. Yang penting cara kerja dan kemampuannya.
Tingginya tingkat pendidikan sering menjadi hambatan mental untuk terjun ke lapangan. Misalnya ada seorang sarjana lulusan perguruan tinggi negeri terkemuka tiba-tiba kok akan berjualan bakso. Biasanya akan ditanya oleh orang tua atau lingkungannya, `kamu sudah sekolah tinggi-tinggi kok hanya jualan baso?'. Cara berpikir seperti ini harus dihilangkan harus diputarbalikkan. Mestinya berpikiran tak masalah jualan baso, yang penting bagaimana caranya agar bisa menjadi penjual bakso terbesar di sebuah kota dengan 40-50 armada. Tapi kenyataannya memang seperti itu, masih banyak hambatan psikologis. Orang-orang kita kebanyakan nggak mau mulai dari yang kecil. Padahal kalau mau sukses kita harus berani mulai dari yang kecil".
Nasehat kewirausahaan ini disampaikan Mohamad Nadjikh, pengusaha sukses asal Gresik yang memperkerjakan karyawan lebih dari 5.000 orang. Padahal ia putera dari keluarga yang kurang mampu yang bisa dan selesai kuliah karena mengajar les ke berbagai sekolah di Bogor. Ia memulai bisnis dari duit pinjaman pamannya, namun kini, omsetnya sudah ratusan miliar. Kisah dan nasehat-nasehat berwirausaha dari Nadjikh selengkapnya bisa dibaca di buku "10 Pengusaha Yang Sukses Membangun Bisnis dari 0," terbitan Gramedia Pustaka Utama yang ditulis Sudarmadi.
Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
•Merintis usaha baru (starting)
1.Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2.Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3.Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
•Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
•Kerjasama manajemen (franchising)
Merintis Usaha Baru
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko.
Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:
•Kecakapan untuk bekerja
•Kemampuan mengorganisir
•Kreatif
•Lebih menyukai tantangan
Menurut hasil survei Peggy Lambing:
•Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
•Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
•Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
•Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
•Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.
Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
•Kemampuan teknik
•Kemampuan pemasaran
•Kemampuan finansial
•Kemampuan hubungan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
•Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1.Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan).
2.Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata).
3.Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
4.Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya).
5.Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor).
6.Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
7.Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
8.Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
9.Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata).
•Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.
•Tempat usaha yang akan dipilih
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1.Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
2.Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
3.Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya
•Organisasi usaha yang akan digunakan.
•Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
•Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar