Tentang

------------ Selamat datang di Blog kami yang sederhana ini ------------ SEMOGA BERMANFAAT. --- Identitas Pemilik Blog ------ Nama : Afif Fuaidi ------ Alamat Rumah : Payaman - Andonosari - Nongkojajar - Pasuruan ------ Facebook : Afif Fuaidi bin Mahfudz ------ Instagram : Apiep_5 (Afif Fuaidi) ---

Rabu, 02 Desember 2020

CERITA PENDEK : SI MISKIN

 SI MISKIN

Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.

Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.

Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersana Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.

Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut di minta pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.

Keduanya berlari ke hutan. Marakamah di sangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang kelaut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.

Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.

Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                                                        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selasa, 01 Desember 2020

CERITA PENDEK : PELANGI HITAM PUTIH

 

Pelangi Hitam Putih

Setiap pasang mata mengawasi langkah Alvany dengan bisik-bisik tak nyaman yang sampai ke telinga Alvany. Beberapa bahkan menghentikan aktivitas untuk menatap Alvany. Dengan kepala yang terus ditundukkan dan langkah cepat Alvany hanya bisa berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh sambil menaiki tangga yang berada di samping halaman sekolah.

Betapa menyebalkan sore ini dan hari-hari sebalumnya bagi Alvany, mendapat tatapan tak menyenangkan dari temannya ditambah lagi harus mengikuti latihan bersama guru melukisnya yang menyebalkan.

Alvany sampai di anak tangga paling atas, ia melangkah ke kiri. Suara langkahnya menggema di sepanjang koridor yang sepi. Di ujung koridor itu tersusun beberapa kursi dan meja kecil. Tempat itu cukup luas, dengan dinding yang hanya setinggi pinggang sehingga pemandangan sekolah dapat terlihat dengan jelas. Terlihat seorang wanita tua berbaju merah marun duduk di salah satu kursi, wanita itu terlihat kesal.

 

 “Terlambat lagi Alvany?” seru wanita itu tegas.
Alvany tak menjawab. Percuma. Karena tak akan ada alasan yang mampu melunkkan hati wanita itu.

Alvany segera menarik kursi terdekat, mengambil kuas lalu menuangkan cat dengan tulisan biru disisinya. Wanita itu mendengus, tapi Alvany masih tidak peduli. Angin sesukanya meniup wajah Alvany, membuat rambut yang sejak tadi menutupi wajahnya tersibak. Langit terlihat cerah tak sama dengan wajah Alvany.

Dan seperti inilah latihan dimulai. Selanjutnya hanya ada cerita yang sama terulang dari sang guru melukis. Tentang karya terbaik muridnya tahun lalu yang menjuarai perlombaan nasional. Dan sang guru bercerita dengan sombongnya, terkadang begitu merendahkan Alvany. Alvany tahu tidak semua orang bisa menerima kekurangannya. Tapi ia masih dapat bertahan karena dukungan sahabatnya.

Latihan berakhir dua jam kemudian dengan nilai “lumayan” dari gurunya. Ini adalah latihan terakhirnya untuk mengikuti lomba melukis tingkat nasional besok. Alvany meninggalkan galeri melukis dengan berlari. Baru saja ia melihat wajah yang tak asing baginya.

“Feli,” Alvany memenggilnya saat sudah berjarak tak jauh dari sahabatnya itu.
Feli yang mendengar panggilan itu segera berlari tanpa menoleh. Alvany bingung mendapatkan perlakuan itu dari sahabatnya. Sekencang mungkin ia berlari menyusul sahabatnya. Akhirnya Feli berhenti saat Alvany berhasil meraih tangannya.
“Lepaskan aku Al, jangan ganggu aku lagi!”
Seketika Alvany merasa beku mendengar bentakkan itu.
“Apakah belum cukup kamu membuatku malu di depan samua orang?”
Alvany tidak mengerti apa yang dibicarakan Feli. Tangannya masih memegang lengan Feli dengan kuat. Apakah pendengarannya sudah mulai kacau? Apa yang membuat Feli, sahabat terbaiknya yang selama ini selalu mendukung dan menghiburnya berkata seperti itu?

“Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku. Salama ini kamu tidak sadar kan. Aku lelah mendapat ejekan dari semua orang karena membelamu, karena kekuranganmu. Seharusnya kamu tidak menerima tawaran untuk mengikuti lomba itu sehingga tidak menambah ejekan atau sindiran dari orang-orang. Benar kata mereka kamu tidak akan menang karena kekuranganmu. Tidak akan menang Al, menyerahlah dan akui bahwa kamu memang tidak bisa.” Feli menarik tangannya dan berlari meninggalkanku.

Sekolah sudah sepi, hanya Alvany yang tersisa bersama gema langkah Feli yang mengiringi turunnya air matanya. Dengan langkah gontai Alvany kembali ke galeri melukis, memikirkan kata-kata Feli. Sekejam itukah ia. Langit sore disiram sinar mentari memberikan kesedihan tersendiri bagi Alvany saat ini. Siapa lagi orang yang akan menyemangatinya setelah Feli pergi.

Saat Alvany memutuskan untuk mengundurkan diri dan memeinta maaf pada Feli suara petikan gitar mulai terdengar bersama gemerisik daun, terus mengalun indah. Setiap petikan senarnya menghantarkan getaran ke hati Alvany, seperti mencoba untuk menguatkan hatinya. Lalu sebuah lagu mulai dinyanyikan. Suara itu lembut membisikkan semangat di telinga Alvany. Angin bertiup lebih kencang menjatuhkan dau kering dari pohonnya, dan lagu itu berakhir.

Alvany masih berada di posisi awal, matanya kosong menatap daun-daun yang berguguran. Alvany mamutar badannya tapi tidak mendapati siapapun di sana. Siapa orang itu?. Lalu Alvany kembali menatap langit dalam hati ia berkata “Mungkin itu hanya khayalanku saja”.

Alvany gugup melihat kanvas dan cat minyak di hadapannya. Tapi ia tidak akan takut lagi. Ia memjamkan matanya dan menarik napas panjang, mencari ketenangan. Mengingat petikan senar dan nyanyian merdu di galeri melukis. Sehelai warna muncul diantara kegelapan, lalu muncul lagi warna lain bagai seribu pelangi. Pelangi itu penuh warna, mengagumkan.

Alvany membuka matanya tapi tidak menemukan warna pelangi itu lagi, tapi ia melihat sebuah harapan yang semakin berkilau. Dengan senyum di wajahnya ia menggenggam kuas erat dan mulai terjun ke imajinasinya. Ia tak peduli lagi pada latihannya. Ia membiarkan tangannya menari di atas kanvas.

 

Alvany menaiki tangga menuju ujung koridor lantai dua sekolahnya. Galeri melukis. Ia menatap langit senja hari itu. Ia telah berhasil membuktikan bahwa anggapan semua orang padanya selama ini salah. Kekurangannya bukanlah halangan untuk berkarya. Alvany melukis pelangi di hidupnya saat mengikuti perlombaan itu dan ia mendapat juara terbaik. Ia ingin menunjukkan bahwa kehidupannya juga terlihat indah walaupun hanya ada tiga warna, yaitu hitam, putih, dan abu-abu. Ya, itulah warna yang dapat Alvany lihat karena ia memiliki penyakit buta warna.

Daun bergerak ditiup angin, burung terbang tinggi di langit. Disinilah Alvany mendapatkan harapan baru yang mengubah hidupnya. Ia tidak pernah tahu dari mana asal lagu itu. Dan ia mulai bernyanyi sendiri.

Meski dalam masa yang sulit
Dengam senyum maka tersadar
Dunia ini akan hidup kembali
Waktu yang kita habiskan bersama
Serta keajaiban yang tercipta
Yang ingin kulihat hanyalah senyummu
Dan memiliki corak warna indahmu di dalam duniaku
Yang terus menghias dan mengalir dalam kenangan
Yang ingin kudengar hanyalah suaramu
Dan merasakan getarannya dalam ragaku

Dan seseorang yang berdiri di belakangnya terseyum manis.

 

Senin, 30 November 2020

CERITA PENDEK : KEPALA DINGIN

 

Kepala Dingin


Di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) terdapat seorang siswa lelaki, namanya Gilang. Gilang merupakan siswa lelaki yang manja juga pemalas, dia tak mau berpikir untuk mengerjakan tugas. Setiap ada tugas, dia pasti menyontek pada teman sebangkunya yaitu Resta. Resta merupakan salah satu siswi terpintar di kelas 9A.

Pagi ini guru matematika mengumumkan bahwa akan diadakan ulangan harian, tentunya semua murid merasa gelisah dan takut tidak bisa mengerjakan soal ulangan yang diberikan oleh guru matematika.

“Pagi anak anak!”, sapa bu Eni yang merupakan guru matematika.
“pagi bu!”, sahut siswa dan siswi di kelas 9A.
“Hari ini kita ulangan harian”, kata bu Eni.
Semua murid terbelalak mendengar hal itu.
“Untuk mengerjakan soal matematika ini, ibu sengaja memberi waktu 2 jam. agar kalian bisa berpikir dengan kepala dingin. baiklah ibu akan bagikan soalnya sekarang”, jelas bu Eni seraya berkeliling membagikan soal matematika.
Seusai itu hp bu Eni berdering tanda ada telepon masuk.
“Aduh, ada telepon”, gumam bu Eni.
“anak anak, tunggu sebentar ya! ibu ada keperluan dulu”, kata bu Eni yang langsung pergi ke luar kelas sembari berbicara dengan seseorang yang meneleponnya.

“Res!”, bisik Gilang.
“apa?”, sahut Resta.
“No 1 apa jawabannya?”, tanya Gilang.
“Ya ampun Gilang, soal ini mah gampang”, kata Resta.
“Ya terus?”, kata Gilang.
“Makanya kamu kerjakan soal ini dengan kepala dingin”, Jelas Resta.
Gilang menghela nafas, lalu dia beranjak dan pergi k eluar kelas.

7 menit kemudian, Gilang kembali dengan membawa sebuah kantung keresek berwarna putih. Gilang pun duduk di bangkunya. Lalu dia mengeluarkan sesuatu yang ada dalam keresek putih itu. Tampak sebuah es batu di tangan Gilang. Tangan kirinya memegang es batu kemudian meletakan es batu itu tepat di atas kepalanya. Sementara tangan kanannya sibuk menulis jawaban soal matematika. Resta yang tak sengaja melihatnyapun dibuat heran.

“Kamu sedang apa?”, tanya Resta.
“Aku sedang mengerjakan soal”, jawab Gilang.
“Lantas, untuk apa es batu kamu letakan di kepala kamu?”, tanya Resta.
“Katanya aku harus mengerjakan soal matematika dengan kepala dingin. Es batu kan dingin. Ya sudah, kuturuti saja apa katamu”, jelas Gilang yang membuat Resta naik darah.
“Oh my god, Gilang! maksud aku itu bukan seperti itu. Maksud kepala dingin itu adalah pikiran di kepala kamu itu harus tenang. Bukannya dingin pakai es batu”, gerutu Resta.
Sementara itu Gilang hanya tersenyum menunjukkan semua giginya.
“hehehehe…”, tawa Gilang.

“Capek dehh!”, tanggap Resta seraya menepuk keningnya.


 

Minggu, 29 November 2020

CERITA PENDEK : BINTANG


Bintang

 

Dia, duduk di samping jendela, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat, semua bersembunyi dibalik awan, barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam hati seraya tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, seolah menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut. Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh, ternyata ada satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang mungil. Ya Rabb, ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan yang luar biasa diantara luasnya langit yang gelap di malam hari. Ah, seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan bintang kemudian dia tak mencoba menatap awan tapi menutup jendela kembali, dia tak akan menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan.

Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.

Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan sistem tata surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal manusia, murid saya itu, sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan mengambil helm milik guru lain yang disimpan diatas loker dalam ruang kelas serta memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata kepadanya :”Wah,,,teman-teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang mau terbang ke bulan ya…”. Semua teman-temannya memandang ke arahnya, dia tersenyum, spontan helmnya langsung di lepas dan dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus disuruh untuk mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka untuk menggambar roket di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah, murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan menggambarnya dua tingkat lebih tinggi dibanding murid yang saya pikir paling pandai di kelas.

Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti :”Rimba, silakan dikembalikan helmnya karena sekarang saatnya kita belajar”, atau :”Maaf, silakan dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin bu guru”, atau yang lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan dia sudah lebih dari apa yang saya sangka karena pembahasan hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau barangkali saya membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk membuatnya mengembalikan helm ke tempat semula.

Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di kegelapan malam atau setitik noda di selembar kain putih ternyata akan memberikan hasil yang berbeda pula. Hidup ini indah, cobalah kita memandang sesuatu dari sisi yang lain, maka yang tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah lebih seru ketika kita melihat film 3 dimensi???

Kamis, 19 November 2020

Cerpen tentang Persahabatan

 PERSAHABATAN

        Nama saya dafi. saya merupakan seseorang anak kilang minyak yang kaya raya, hidup ku elegan, apa saja yang ku ingin tentu bisa, tetapi kalo permasalahan sahabat ataupun teman saya gak bisa, sebab apa? saya tidak memiliki sahabat ataupun teman di sisiku, karena saya orang nya pendiam dan jutek.

        Waktu itu saya sekolah di suatu Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) swasta. Waktu mos saya bisa punya sahabat tetapi cuman sebentar karena saya pendiam, sulit buat berteman. Setelah 2 jam sehabis mos saya juga menemukan kelas baru bersama anak- anak lainnya.

        Waktu itu terdapat orang mendekati saya, namanya alif ia anak kurang sanggup tetapi ia banyak teman waktu MOS. Alif mendekati saya sebab ia kasihan sama saya tidak memiliki sahabat. Alif saat itu mendekati saya dengan membagikan saya santapan. Saya juga saat itu pertama-tama sombong tetapi karena ia memaksa akhiranyapun saya menerima santapan dari nya, saya juga mulai bergaul dengan nya.

          Keesokan nya saya diajak kerumah nya, Alif adalah anak yatim bapak nya wafat karena terkena sakit stroke. Pada waktu itu ingin membawa kerumah sakit tetapi karena terkendala tidak memiliki duit buat ke rumah sakit maka bapak nya dirawat dirumah. Selang seminggu setelah itu penyakit bapak nya kambuh lagi serta penyakit nya kian parah. Dan pada akhirnyapun bapak alif terpanggil oleh yang maha kuasa. Alif pun masih juga tidak yakin bapak nya pergi untuk selamanya.Seminggu sehabis bapak nya wafat ia juga mengambil alih posisi bapak nya bagaikan kepala keluarga serta tulang punggung untuk keluarga nya. ia memiliki adik wanita nama nya aisyah kelas 2 SD.Aisyah juga menolong bunda nya buat berjualan gorengan itu juga kadangkala laris manis kadangkala tidak,Sedangkan alif setelah pulang sekolah ia juga berangkat ke pasar untuk mencari nafkah keluarga nya dirumah.Tiap hari ia jadi kuli panggul, saya juga menangis memandang keadaan rumah nya yang atap-atap nya telah bolong, cat bilik rumah telah kumal.Pekerjaan bunda nya yang menjadi cuci, tiap hari ia mendapatkan order baju dari orang sebelah nya.Dalam satu hari pemasukan mencuci baju dari bunda nya cuma tidak seberapa cuma 10 ribu hingga 40 ribu rupiah.Kadangkala itu dapat buat buat makan saja, Alif juga tidak sempat memohon apa- apa dari bunda nya. buat duit sekolah, saku, dll alif dapatkan duit nya hasil dari kuli panggul nya di pasar.Sebenarnya saya ingin menolong nya namun ia menolak dengan halus, karena segan saja sama saya.

        Pada suatu hari saya juga kerumah nya untuk menolong nya bekerja dipasar, saat itu ia menolak buat bekerja dengan nya, tetapi saya ngotot buat bekerja dengan nya, akhir nya ia juga menerima pula.Dari sekitar jam 8 pagi hingga jam 5 sore saya membantu nya,  awalnya berat mengangkut beban yang ku membawa sebab menjajaki bagaikan kuli panggul, tetapi ku coba untuk membantu alif.Pada akhirnya saya dapat mengangkut beberapa barang yang memiliki pelanggan alif, dan akhirnya kami berdua menemukan kan duit 60 ribu rupiah.Alif sebenarnya memberiku duit tetapi saya tolak “fi ini buat kamu,sebab kamu udah nolong saya”saya juga menanggapi “gak harus lah kan itu kan buat kamu”.

”Saya udah ada duit ku sendiri, itu buat kamu aja kan kalian perlu duit buat sekolah” akhir nya ia menaruh duit nya dalam saku.

        Jam 5. 30 sore kami berdua kembali kerumah alif, duit tersebut di bagikan buat bunda nya buat beli beras serta lauk pauk.Besoknya hari senin pagi saya pun berangkat ke sekolah, saya menjemput nya dirumah dengan bawa mobil. “Lif mari lah naik ke mobil saya kita berangkat bersama”.alif menanggapi.“tidak ah fi, lebih baik aku berjalan kaki saja”.Kemudian saya menyaut “Jangan lah lif, nanti malah kesiangan loh kerena saat ini sudah jam 7.”ya udah deh saya turut sama kalian” kata alif. “Nah gitu dong kita berangkat kembali bersama,sebab saat ini saya memiliki sahabat spesial seperti kamu”.Ucapku dengan senang.Kami juga menangis senang seakan- akan ini suatu mukjizat, Kami juga peluk hangat sebab senang jadi teman.

                                      –Susah dan bahagia kami lakukan bersama sama–

Rabu, 18 November 2020

CONTOH NASKAH DRAMA

 

CONTOH NASKAH DRAMA LUCU TUJUH ORANG


Di sebuah desa tinggalah sepasang suami-istri yang sudah tua. Mereka tinggal berdua karena anak-anak mereka semuanya pergi ke perantauan. Suaminya sedang duduk di teras.


Kakek: Ma, ambilkan papa tehnya, dong!


Nenek: Tidak usah panggil saya Ma, kita sudah tua, sudah kakek nenek. Anak-anak kita juga sudah dewasa bahkan ada yang sudah memiliki anak. Kita sudah menjadi kakek dan nenek.


Kakek: Ya sudah kalau begitu, Nek ambilkan kakek tehnya!


Nenek: Memangnya saya terlihat tua makanya Anda panggil saya nenek?


Kakek: Lohhh, bagaimana sih dipanggil mama tidak mau dipanggil nenek marah?

Tetangga yang mendengar kegaduhan mereka ikut menimpali.


Pak Sukri: Kalian selalu bertengkar seperti muda-mudi yang masih pacaran.


Kakek: Maunya sih, begitu pak Sukri, tapi apa daya kulit sudah mengendur.


Bu Sukri: Memangnya kalau kulit mengendur disebut tua ya, Pak?


Nenek: Dia selalu berlagak seperti anak muda, padahal mengangkat kursi saja kentutnya keluar.


Tiba-tiba datang Bu Karni, anak pertama suami-istri tersebut beserta anaknya Yuli dan Pak Karni suami Bu Karni mengunjungi orangtua dan kakeknya. Karni membawakan oleh-oleh luar kota untuk kedua orangtuanya.


Kakek: Sudah berapa tahun kamu tidak mengunjungi ayah dan ibumu ini,Karni?


Yuli: Kakek memang pikun, baru sebulan yang lalu kami kemari.


Nenek: Dia memang pikun, kadang sampai lupa kalau dia sudah makan sampai enam kali sehari.


Pak Karni: Wah, kalau begitu nanti badan Bapak akan gendut seperti pemain sumo.


Bu Karni: Kalau badan Bapak gendut kasihan Ibu nanti disenggol sedikit langsung melayang.


Nenek: Huusss, kamu kira Ibu tidak memiliki kekuatan untuk melawan badan sumo bapakmu? Tenaga Ibu masih kuat seperti anak muda.


Bu Sukri: Ternyata suami istri sama saja, tidak mau kalah mengaku muda.

 

Rabu, 28 Oktober 2020

Pidato Maulid Nabi Vol.1 (Bahasa Inggris)

Pidato Maulid Nabi Vol.1 (Bahasa Inggris)

          السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

 

Excellency  to romo kyai and ibu nyai as a founder of ngalah Islamic boarding school,Honorable to board of dormitory “D” and unforgeteble to all my friend whom I love.

          First of all, lets thanks and pray anto our god Allah SWT. Who has given as marciess, blessing and pleasure. So we can attendin this place with healty condition and happy situation.

          Secondly, may peace and salutation always given anto our  propet Muhammad SAW, who has guidet as from the darkness to the brightness, from the jahiliyah to the islamiyah, namely Islamic religion.

          This year we are faced with very tough conditions as covid-19, not to mention that a few  days ago many people demonstrated because of problems with the government. What is going on? In a situation like this. Who cooperate? What to do? Then what’s the connection whit this.

          اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ 

        Who work here are all of them element. Namely :society and government. Society must obey what the government stipulate. The government must also be a good leader and prioritize the interests of the community if something goes wrong, talk carefully without getting angry to the point of harming others.

The function of prayer is as a foundation for patience and peace of mind when this happens. To command himself prayer, he will always remember the propet Muhammad, as an example of a good leader, Allah said in surah al-fath verse 4:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ

Meaning: it is he who lowers calmness into the heart of believers to increase their faith in their faith.

Therefore, we begin to pray many other benefit and benefit is to create a safe area.

Go sailing using a boat

Do not forget to stop by in Jambi

We say goodbye dude !

Thank you for being here with me

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ