SI MISKIN
Kisah dimulai
ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya
menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang
dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering
disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan
penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.
Beberapa tahun
kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang
bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata
wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu
hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa
digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut
beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama
menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri
Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan
bersana Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari
kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera
Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia
melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan
menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan
mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut di minta
pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut
hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.
Keduanya berlari ke hutan. Marakamah di sangka sebagai seorang
pencuri, dan dibuang kelaut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja
Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi
Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun
mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.
Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan
bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri
Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah
menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih
hidup menderita sebagai pemungut kayu.
Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa
Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari
Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari.
Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya
hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar