LAPORAN
PENELITIAN
PENERAPAN
GREEN PRODUCTION PADA BOTOL MINUMAN PLASTIK DI UKM USMAN ABADI SENGON AGUNG
Di
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester
Dosen
pengampu :
M.
Hermansyah, S.T., M.T
Kelompok
:
1.
Rudi Kurniawan (201769030048)
2.
Misbachul Ghozi (201769030073)
3.
Abi Rizal (201769030043)
4.
M. Rofiq Ulul Ilmi (201769030072)
TEKNIK
INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
YUDHARTA SENGON AGUNG PURWOSARI PASURUAN
2020-2021
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Green Production merupakan suatu proses
produksi yang menggunakan input dengan dampak lingkungan yang relatif rendah,
sangat efisien, dan menghasilkan sedikit bahkan tidak ada limbah atau polusi.
Green Production juga mengarahkan untuk mendesain system manufaktur yang ramah
lingkungan dengan cara mengubah pengelolaan bahan baku, penggunaan energy,
proses produksi, dan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Green
Production juga dianggap sebagai proses inovatif karena potensi dan alasan yang
bermanfaat seperti minimalisasi limbah, pencegahan polusi, konservasi energi
dan masalah kesehatan dan keselamatan. Penerapan Green Production dalam proses
produksi botol minuman kemasan plastik melalui beberapa tahap yaitu proses
pewarnaan, persiapan pembersihan, perbaikan ramah lingkungan, dan kondisi ramah
lingkungan.
Proses
pengolahan limbah botol minuman kemasan plastik saat ini masih menggunakan
konsep 3R. Konsep 3R merupakan dasar dari berbagai usaha untuk mengurangi
limbah dan mengoptimalkan proses produksi limbah. Limbah yang dihasilkan dari
proses produksi diharapkan dapat di daur ulang agar dapat digunakan kembali
sebagai bahan baku untuk memproduksi produk baru, tetapi tidak semua limbah
dapat dimanfaatkan atau didaur ulang oleh produsen. Salah satu strategi
pengurangan limbah di dalam perusahaan melalui penerapan green production. Perusahaan
botol minuman kemasan plastik di Sengonagung Purwosari Kabupaten Pasuruan yaitu
UKM Usman Abadi berproduksi sebesar 1,65 juta ton. Dengan rincian 50% (8,25
juta ton) untuk kemasan air mineral, 30% (495 ribu ton) untuk kemasan air minum
selain kemasan air, limbah botol minuman kemasan plastik yang dikirim ke pabrik
untuk di daur ulang mencapai ± 2-3 ton dalam satu kali kirim
setiap minggu, dan sisanya 20% untuk kemasan lain.
Pengiriman
dilakukan tiga kali dalam sebulan, sehingga kalau dirata-rata mencapai 8-12 ton
per bulan untuk limbah botol kemasan plastik dari semua merk. Proses
pengolahan limbah botol minuman kemasan plastik saat ini masih menggunakan
konsep 3R. Konsep 3R merupakan dasar dari berbagai usaha untuk mengurangi
limbah dan mengoptimalkan proses produksi limbah. Limbah yang dihasilkan dari
proses produksi diharapkan dapat di daur ulang agar dapat digunakan kembali
sebagai bahan baku untuk memproduksi produk baru, tetapi tidak semua limbah
dapat dimanfaatkan atau didaur ulang oleh produsen. Salah satu strategi
pengurangan limbah didalam perusahaan melalui penerapan green manufacturing. Konsep
ini juga diterapkan untuk limbah botol minuman kemasan plastik untuk didaur
ulang ke pabrik.
1.2 Rumusan Masalah
- Seberapa
Penting Menggunakan Metode Green Production pada Botol dan Plastik ?
1.3 Tujuan
Penelitian
- Mengetahui
pengaruh positif antara pewarnaan dengan persiapan pembersihan
- Mengetahui
pengaruh positif antara persiapan pembersihan dengan perbaikan ramah lingkungan
- Mengetahui
pengaruh positif antara perbaikan ramah lingkungan dengan kondisi ramah
lingkungan
- Mengetahui
pengaruh positif antara pewarnaan dengan kondisi ramah lingkungan.
1.4 Manfaat
1. Bagi
Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis
karena penulis dapat menerapkan secara langsung teori-teori yang didapat selama
dibangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya yang terjadi didalam suatu
perusahaan
2.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi, sehingga perusahaan dapat mengambil
kebijakan yang lebih baik dalam penerapan konsep green production pada botol
minuman dan plastik
3.
Bagi Pihak Lain
Semoga hasil penelitian ini dapat menambah bahan
baca mengenai penerapan konsep green production pada botol minuman dan plastic
1.5 Sistematika
1.5.1
Kerangka
Konsep
a.
Variabel
pewarnaan
Variabel
ini dibentuk oleh 3 indikator dengan menggunakan pengukuran skala likert 5
poin. Indikator pada variabel ini mengacu pada hasil penelitian, yaitu: budaya
ramah lingkungan, tingkatan limbah, dan dampak limbah.
b.
Variabel
persiapan pembersihan
Variabel
ini dibentuk oleh 4 indikator dengan menggunakan pengukuran skala likert 5
poin. Indikator pada variabel ini mengacu pada hasil penelitian yaitu: rencana
perbaikan material, rencana perbaikan energi, rencana perbaikan proses, dan
rencana perbaikan teknologi.
c.
Variabel
perbaikan ramah lingkungan
Variabel
ini dibentuk oleh 3 indikator dengan menggunakan pengukuran skala likert 5
poin. Indikator pada variabel ini mengacu pada hasil penelitian yaitu:
tingkatan mesin yang ramah lingkungan, tingkatan proses yang ramah lingkungan,
dan tingkatan sistem yang ramah lingkungan.
d.
Variabel
kondisi ramah lingkungan
Variabel ini
dibentuk oleh 3 indikator dengan menggunakan pengukuran skala likert 5 poin.
Indikator pada variabel ini mengacu pada hasil penelitian yaitu: kebijakan
ramah lingkungan, pedoman ramah lingkungan, dan pengukuran ramah lingkungan.
1.5.2
Metode
Penelitian
a.
Pengumpulan
Data
Dalam
penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder
dari 7 perusahaan botol minuman kemasan plastik di Kabupaten Pasuruan. Data
primer yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh
variabel pewarnaan, variabel persiapan pembersihan, perbaikan ramah lingkungan,
dan variabel kondisi ramah lingkungan dengan menggunakan pengukuran skala
likert 5 poin. Sedangkan data sekunder digunakan untuk menggambarkan keadaan
umum daerah penelitiandan menggambarkan kondisi perusahaan botol minuman
kemasan plastikdi kabupaten Pasuruan.
b.
Analisa
Penelitian ini
menggunakan metode survei dengan menggunakananalisis data Partial Least Square (PLS).
Analisa Partial Least Square (PLS)dapat diterapkan pada semua skala data, tidak
membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampelnya tidak harus besar, dapat
digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel [6].
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
No
|
Peneliti, tahun dan
Judul
|
Metode Penelitian
|
Variabel
|
Hasil
|
1.
|
Boztepe, Aysel 2012 “Green Marketing
and Its Impact on Consumer Buying Behavior”
|
Sampel dalam penelitian ini adalah
green consumer, penyebaran data menggunakan kuesioner dan menggunakan uji
regresi linier berganda
|
a. Green Marketing
b.Buying Behavio
|
Memberikan hasil/gambaran dan
penjelasan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara environment
awareness dan green purchasing behavior. Begitupula dengan green pricedan
green purchasing behavior, terdapat pengaruh positif signifikan. Pada green
product featuresdan green purchasing behavior, terdapat pengaruh positif signifikan.
Terdapat
pengaruh positif signifikan pada green promotiondan green purchasing
behavior.
|
2.
|
Palwa,
Apriyanto2014“Pengaruh Green Marketing Terhadap KeputusanPembelian Yang
Dimediasi Minat Beli (StudiPada Pelanggan The Body Shop Di PlazaAmbarukmo
Yogyakarta)”
|
Sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen The Body Shop di Yogyakarta, penyebaran data menggunakan kuesioner
dan menggunakan uji regresi linier berganda
|
a.Green Marketing
b.Minat Beli
c.Keputusan Pembelian
|
Green marketing berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian konsumen. Minat beli berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian konsumen. Green Marketing berpengaruh positif
terhadap minat beli konsumen.
|
3.
|
Ahmad, et. al.2016“Analisis Green
Product dan Green Marketing Strategy terhadap Keputusan Pembelian Produk The
Body
|
Sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen The Body Shop Manado Town Square, penyebaran data menggunakan
kuesioner dan menggunakan uji
|
a.Green Product
b.Green Marketing Strategy
c.Keputusan Pembelian
|
Terdapat pengaruh yang signifikan pada
green product dan green marketing strategy terhadap keputusan pembelian.
Begitu juga terdapat pengaruh yang signifikan antara green productdan keputusan
pembelian. Sementara green marketing strategy tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian
|
4.
|
Saxena, Ravindra & Khandenwal,
Pradeep K.2010“Can Green Marketing be used as a tool for Sustainable Growth?:
A Study Performed on Consumers in India-An Emerging Economy.”
|
Sampel dalam penelitian ini adalah
green consumer, penyebaran data menggunakan kuesioner dan menggunakan uji
regresi linier berganda.
|
a.Green Marketing
b.Sustainable Growth.
|
Hasil dari penelitian memberikan bukti
kuat untuk menyimpulkan bahwa saatini preferensi konsumen bergeser ke produk
ramah lingkungan. Hasil lainnya menunjukkan bahwa saatini konsumen lebih
peduli untuk perlindungan lingkungan, konsumen bahkan siap untuk membayar
sedikit tambahan harga (sesuai) untuk produk ramah lingkungan (hijau).Hasil
menunjukkan bahwa konsumen sangat percaya bahwa perusahaan menikmati citra
hijau akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar dan akan memimpin ke arah
pertumbuhan yang berkelanjutan
|
Dari
beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan beberapa
persamaan dan perbedaannya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam membahas pokok
permasalahan, yaitu variabel keputusan pembelian. Persamaan lainnya adalah
pengukuran variabel bebas dilakukan secara mandiri dengan variabel terikat.
Sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat
pada objek penelitian dan beberapa variabel bebas, yang mana penelitian ini hanya
menggunakan green product dan green price sebagai variabel bebasnya. Adanya
persamaan dan perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya akan mempengaruhi hasil peneltian yang diperoleh. Pada penelitian
ini diharapkan untuk menghasilkan gambaran tentang green product mempengaruhi
keputusan pembelian dan green price mempengaruhi keputusan pembelian.
2.2 Green Production
Kasali
(2005) memberikan definisi dari produk hijau (green product) sebagai
ilustrasi dari barang atau produk yang dihasilkan oleh produsen yang terkait
dengan rasa aman dan tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia serta
tidak berpotensi merusak lingkungan hidup. Di samping itu, produk bersih juga
dikaitkan dengan penggunaan bahan baku yang senantiasa memperhatikan generasi
mendatang, produk bersih juga bertujuan untuk mengurangi sampah (waste) baik
dari prosesnya maupun dari daur hidup produk tersebut. Lebih jauh, Nugrahadi
(2002) menyatakan bahwa produk bersih (green produk) selalu berorientasi pada
lingkungan.
Menurut
Ottman (1998:89) menyatakan bahwa produk hijau secara prinsip dapat bertahan dalam periode waktu yang
cukup lama, tidak mengandung racun, terbuat dari bahan yang bersahabat
dengan lingkungan dan dapat didaur ulang, atau dikemas secara sederhana (Simple)
dan minimalis. Green product tersebut dibuat, disebarluaskan, dan
digunakan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan seperti kerusakan
dan pencemaran pada lingkungan.
Di sini akan mengenalkan pengertian
dari green product yaitu barang – barang yang salah satu cirinya
menggunakan material yang baik dengan ramah lingkungan serta tidak merusak
sekeliling kita dan bisa untuk didaur ulang, dan proses pembuatan green
product itu sendiri menggunakan manajemen pembuangan yang baik, dimana
setiap kita memiliki tanggung jawab akan kebersihan lingkungan. Kita juga dapat
mengelolah sampah yang dilakukan dengan dasar tanggung jawab, dasar
berkelanjutan, dasar manfaat, dasar keadilan, dasar kesadaran, dasar
kebersamaan, dasar keselamatan, dasar keamanan dan dasar nilai ekonomi sehingga
secara keseluruhan menggunakan green product yang berarti menggurangi
emisi karbon dan turut membantu menggurangi dampak dari pemanasan global.
Dalam dunia produksi memiliki
kebijakan baru dalam memanfaatkan sumber daya disekitar semaksimal mungkin dan
dapat membuang limbah seminimal dalam konsep green produk dapat disebut juga
ekolabeling.
Terdapat beberapa kendala dalam
penerapan green product di Indonesia, seperti:
·
Minimnya kesadaran pada produsen
·
Keraguan terhadap produk yang berlabel green product.
·
Produk yang berlabel green product relatif
lebih mahal.
Pada
beberapa negara maju telah mengaplikasikan regulasi lingkungan tentang green
product. Produk bersih dalam proses produksi memiliki konsep yang
sangat signifikan dalam negeri agar produk lokal dapat bersaing di luar negeri
dimana pemasok, produsen, maupun konsumen dapat memahami konsep ini, karena
mengingat sejak lama produsen - produsen dari negara maju sudah menerapkannya.
Penerapan hal ini akan berpotensi memberikan dampak penambahan biaya anggaran
bagi produsen, akan tetapi di masa mendatang akan memberikan manfaat yang
cukup signifikan pula.
BAB
III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pengujian
langsung dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel penelitian.
Pengujian terhadap masing-masing indikator dilakukan pengujian melalui
PLS-Algorithm dan Bootstrapping sehingga
didapatkan nilai Cross Loadings,
untuk diketahui status valid atau tidak valid dari masing-masing indikator.
Tabel
1 menyatakan bahwa nilai cross loading dari masig-masing indikator yang tidak
valid harus dihilangkan dari model dan dilakukan pengujian melalui
PLS-Algorithm dan Bootstrapping dalam
nilai cross loadings . Indikator yang
tidak valid yaitu x1.2 dan x2.2, hal ini harus dilakukan karena indikator ini
mempunyai nilai cross loadings dibawah
0,5.
Eksekusi
indikator dapat dilakukan pada variabel asli, apabila nilai cross loadings indikator pada variabel
asli negatif atau lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai cross loadings indikator pada variabel
lain. Nilai cross loadings setelah
dilakukan eksekusi untuk masing-masing indikator diperlihatkan pada Tabel 2
dibawah ini .
Tabel 1. Nilai Cross Loadings
|
Pewarnaan
|
Persiapan
Pembersihan
|
Perbaikan Ramah
Lingkungan
|
Kondisi
Ramah
Lingkungan
|
Status
|
x1.1
|
0,727
|
0,056
|
-0,131
|
0,197
|
Valid
|
x1.2
|
-0,331
|
-0,201
|
-0,220
|
-0,163
|
Tidak
Valid
|
x1.3
|
0,686
|
-0,018
|
0,008
|
0,172
|
Valid
|
x2.1
|
0,279
|
0,867
|
0,428
|
0,066
|
Valid
|
x2.2
|
-0,145
|
0,454
|
0,381
|
0,154
|
Tidak
Valid
|
x2.3
|
0,180
|
0,952
|
0,420
|
0,207
|
Valid
|
x2.4
|
0.165
|
0,891
|
0,377
|
0,303
|
Valid
|
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019)
Lanjutan Tabel 1. Nilai Cross Loadings
|
Pewarnaan
|
Persiapan
Pembersihan
|
Perbaikan
Ramah
Lingkungan
|
Kondisi Ramah
Lingkungan
|
Status
|
X3.1
|
0,154
|
0,466
|
0,919
|
0,402
|
Valid
|
X3.2
|
0,038
|
0,515
|
0,881
|
0,131
|
Valid
|
X3.3
|
0,023
|
0,341
|
0,893
|
0,344
|
Valid
|
Y1.1
|
0,149
|
0,132
|
0,270
|
0,872
|
Valid
|
Y1.2
|
0,103
|
0,066
|
0,089
|
0,672
|
Valid
|
Y1.3
|
0,399
|
0,256
|
0,354
|
0,931
|
Valid
|
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019)
Tabel 2. Nilai Cross Loadings Setelah
Eksekusi
|
Pewarnaan
|
Persiapan
Pembersihan
|
Perbaikan
Ramah
Lingkungan
|
Kondisi Ramah
Lingkungan
|
Status
|
x1.1
|
0,979
|
0,094
|
-0,130
|
0,192
|
Valid
|
x1.3
|
0,964
|
0,006
|
0,010
|
0,166
|
Valid
|
x2.1
|
0,067
|
0,877
|
0,427
|
0,054
|
Valid
|
x2.3
|
0,033
|
0,981
|
0,418
|
0,206
|
Valid
|
x2.4
|
0.059
|
0,920
|
0,376
|
0,305
|
Valid
|
X3.1
|
-0,016
|
0,410
|
0,919
|
0,393
|
Valid
|
X3.2
|
-0,189
|
0,470
|
0,879
|
0,130
|
Valid
|
X3.3
|
0,002
|
0,307
|
0,895
|
0,339
|
Valid
|
Y1.1
|
0,077
|
0,122
|
0,271
|
0,885
|
Valid
|
Y1.2
|
0,107
|
0,080
|
0,089
|
0,693
|
Valid
|
Y1.3
|
0,234
|
0,233
|
0,356
|
0,917
|
Valid
|
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019)
Tabel 3. Hasil Pengujian
Pengaruh Langsung
Pengaruh antar variabel
|
Koefisien
Jalur
|
p value
|
Keterangan
|
Pewarnaan Persiapan Pembersihan
|
0,012
|
0,954
|
Tidak
Signifikan
|
Persiapan
Pembersihan
Perbaikan Ramah Lingkungan
|
0,504
|
0,001
|
Signifikan
|
Perbaikan
Ramah Lingkungan Kondisi Ramah Lingkungan
|
0,341
|
0,028
|
Signifikan
|
Pewarnaan Kondisi
Ramah
Lingkungan
|
0,209
|
0,367
|
Tidak
Signifikan
|
(Sumber
: Hasil Pengolahan Data, 2015)
Keterangan:
s : signifikan
ts : tidak signifikan
Gambar 2. Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Variabel pewarnaan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap variabel persiapan pembersihan
2. Variabel persiapan pembersihan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perbaikan ramah lingkungan
3. Variabel perbaikan ramah lingkungan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kondisi ramah lingkungan.
4. Variabel pewarnaan juga berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kondisi ramah lingkungan
4.2 SARAN
Perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam mengenai green
production dengan kriteria dan subkriteria yang lebih banyak serta dengan
beberapa kasus yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar