Pengertian, Konsep dan
Jenis Biaya
- Konsep Biaya
Sebelum
melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian, dan
beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau dari sudut biaya, ada beberapa
defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
1.
Biaya dalam ekonomi manajerial
mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga konsep biaya juga mengacu pada
konsep produksi, tetapi apabila pada konsep produksi kita membicarakan
penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi, maka dalam
konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang
disebut biaya.(Gaspersz, 2003)
2.
Biaya adalah harga pokok atau
bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.
(Sunarto, 2003)
3.
Biaya merupakan pengorbanan
sacrifice yang bertujuan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi.
Pengorbanan yang tidak bertujuan disebut pemborosan dan bukan termasuk biaya.
(Gani , 1990)
4.
Biaya juga sering diartikan
sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu.
Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan.
Dalam analisis ekonomi nilai kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang
karena melakukan sesuatu kegiatan lain juga dihitung sebagai biaya, yang disebut
biaya kesempatan/opportunity cost. (Maidin, 2003)
5.
Bagi seorang Akuntan, biaya
adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu
(Rahardja & Manurung, 2002)
Sehingga,
dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata terdapat 4 unsur
pokok, yaitu :
-
Biaya merupakan harga pokok atau
bagiannya untuk memperoleh pendapatan
-
Biaya mencerminkan efisiensi
sistem produksi
-
Biaya merupakan pengorbanan untuk
suatu tujuan tertentu
-
Pengorbanan dapat berupa uang,
barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
- Jenis-jenis Biaya
Untuk
keperluan analisis, biaya dapat dikelompokkan menurut beberapa kriteria
(Maidin,2003) yaitu :
1.
Pembagian biaya berdasarkan
pengaruhnya pada skala produksi
a)
Biaya tetap (fixed cost = FC),
yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besaranya
jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada
pelayanan. Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari
peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam
FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya
meningkat maupun menurun. Demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop
relatif tetap, baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya
biaya untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk
memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak
berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
b)
Biaya variabel (variabel cost =
VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output.
Contoh
yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor,
biaya pemeliharaan.
Biaya
obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara
langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan
makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan makanan
untuk melayani sepuluh pasien. Dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan
akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani
Pada
umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin. Oleh sebab itu
VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam praktek sering kali dialami
kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah suatu biaya termasuk FC atau VC.
Contoh dalam menentukan gaji pegawai misalnya, apakah gaji pegawai dimasukan
dalam FC atau VC. Gaji pegawai kadang–kadang tidak dipengaruhi oleh besarnya
output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam praktek misalnya, penambahan (kenaikan
gaji) atau pengurangan gaji pegawai terutama pada fasilitas pemerintah, tidak
semudah seperti penurunan dan penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori,
biaya pegawai sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output.
Disebuah
poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah tertentu perlu
ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan berubah seiring dengan
bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan gaji pegawai
sebagai semi variable cost (SVC).
c)
Total cost adalah jumlah dari
fixed cost ditambah variabel cost yang dalam persamaan sbb :
TC = FC + VC
2.
Pembagian biaya berdasarkan lama
penggunaannya
a)
Biaya Investasi, adalah biaya
yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya
waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun
ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk
jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan
pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat
produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya
pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan
sebagainya.
1)
Nilai tanah dan bangunan
Pusat
biaya produksi : tanah dan bangunan rawat jalan, rawat inap, apotik, poliklinik
Pusat
biaya penunjang : Tanah dan bangunan bagian administrasi, keuangan, dapur,
binatu
2)
Nilai kendaraan
Ambulance
dan kendaraan dinas
3)
Nilai peralatan medis
Seluruh
peralatan medis yang dipergunakan di masing-masing unit pelayanan seperti rawat
inap, rawat jalan, kamar tindakan, dan laboratorium
4)
Peralatan rumah tangga (non
medis)
Semua
peralatan rumah tangga yang digunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan
seperti : meja, kursi, AC, mesin tik, mesin cuci, almari, pengangkut pasien,
dll
Di
beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau
tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya besar
biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang
ditentukan adalah Rp. 100.000,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp.
100.000,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum penggunaannya dapat
lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional)
Biaya
investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC atau
biaya depresiasi atau biaya penyusutan).
Nilai
barang investasi dalam analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan
(nilai awal barang) masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian
barang tersebut, (3) laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis
barang tersebut
b)
Biaya penyusutan (depreciation
cost), adalah biaya yang timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang
investasi (asset) sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Setiap
barang investasi yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan
nilai, baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai
penyusutan barang investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut
sebagai biaya penyusutan.
Ada
beberapa metode yang dapat dipakai untuk menghitung penyusutan yaitu (1) metode
garis lurus (straight line), (2) metode saldo menurun (declining balance), (3)
jumlah angka–angka tahun (sum of the years digit) (4) metode unit produksi
(unit of production).
Salah satu
metode yang paling umum digunakan adalah metode penyusutan garis lurus
(straight line method) dimana jumlah historis yang sama dikurangi setiap tahun.
Pada umumnya analisis biaya dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya
satu tahun anggaran, maka untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun,
sehingga biaya investasi itu dapat digabung dengan biaya operasional.
Nilai
biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi
(Annualized Investment Cost = AIC).
Besarnya
nilai tahunan dari biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang
(inflasi) serta waktu pakai dan masa hidup suatu barang investasi. Untuk
menghitung nilai tahunan investasi tersebut dapat dipergunakan rumus sebagai
berikut :
IIC ( 1 + i )t
AIC = ------------------
L
AIC = Annualized Investment Cost
AIC = Annualized Investment Cost
IIC =
Initial Investment Cost
i = Laju
Inflasi
t = Lama
Pakai
L=
Perkiraan masa hidup (umur ekonomis) barang investasi yang bersangkutan
c)
Biaya operasional (operasional
cost), adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu
proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif
singkat (kurang dari satu tahun) contoh yang termasuk dalam biaya operasional
antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air dan listrik.
Konsep
yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu Biaya
pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat terus
berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan.
Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan
menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and mantainance cost).
Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada
umumnya dikeluarkan secara berulang. Karena itu biaya pemeliharaan sering
disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost)
Contoh
biaya operasional :
a.
Biaya pegawai (gaji)
b.
Biaya obat dan bahan medis
c.
Biaya listrik dan air
d.
Biaya bahan kantor (ATK)
e.
Biaya telepon
f.
Biaya pemeliharaan barang
investasi
Biaya
item (c) sampai item (f) dikenal dengan sebutan overhead atau biaya umum
Contoh :
Biaya Pemeliharaan
Biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi.
Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan
pemeliharaan kendaraan.
d)
Biaya total (total cost = TC), adalah jumlah
dari biaya investasi ditambah biaya operasional, atau dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Total Cost = Investment Cost (+)
Operasional Cost
3.
Pembagian biaya berdasarkan fungsi
atau aktifitas sumber biaya
a)
Biaya Langsung (Direct Cost),
adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya yang mempunyai fungsih
(aktifitas) langsung terhadap output.
Contoh :
gaji perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis
b)
Biaya Tidak Langsung (Indirect
Cost), adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi
penunjang (aktivitas tak langsung) terhadap output
Contoh :
gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya ATK, TU, biaya peralatan non
medis
c)
Total Cost, merupakan penjumlahan
dari direct cost ditambah indirect cost, yang dirumuskan sebagai berikut :
Total Cost = Direct Cost (+)
Indirect Cost
4.
Unit cost, adalah biaya yang
dihitung untuk menghasilkan satu satun produk (misalnya satu jenis pelayanan).
Unit cost diperoleh dari TC dibagi jumlah produk (Quantity =Q) atau dalam
persamaan :
UC = TC/Q
Dengan
demikian, dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih dahulu besaran
produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan dengan biaya
rata-rata (average cost). Dengan melihat rumus biaya satuan ( UC = TC/Q )
tersebut, maka jelas tinggi rendahnya unit cost suatu produk tidak saja
dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya pelayanan.
Perhitungan unit cost dengan menggunakan rumus diatas, banyak dipengaruhi oleh
tingkat utilitas. Makin tinggi utilitas (dengan demikian makin besar jumlah
output) akan semakin kecil unit cost pelayanan. Perhitungan unit cost yang
didasarkan atas pengeluaran nyata terhadap produk atau pelayanan ( UC = TC/Q )
disebut biaya UC Aktual. Disamping UC aktual, juga ada UC normative yaitu
besarnya biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu jenis pelayanan
kesehatan menurut standar baku atau menurut kapasitas yang tersedia. Besarnya
UC normative ini tidak memperhitungkan apakah pelayanan kesehatan tersebut
dipergunakan oleh pasien atau tidak. Rumus UC normative adalah :
FC VC
UC = ------------- (+)
-------------
KAP Q
UC
= Unit cost normative
FC
= Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi.
KAP
= Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam setahun
VC =
Variabel cost termasuk di dalamnya biaya obat / bahan medis,
bahan
habis pakai
Q
= Jumlah output pusat biaya tersebut dalam setahun
Dalam perhitungan penetapan tarif, untuk menghitung unit cost dapat terdiri dari beberapa macam yaitu :
1.
Unit cost, dengan memperhitungkan
total cost terdiri atas penjumlahan FC, SVC dan VC atau (TC = FC + SVC + VC )
2.
Unit cost, dengan memperhitungkan
TC terdiri atas penjumlahan dari SVC dan VC atau ( TC = SVC + VC )
3.
Unit cost, dengan memperhitungkan
TC terdiri atas penjumlahan dari VC saja atau ( TC = VC)
Bagi
sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah (puskesmas dan rumah sakit), biaya
investasi dan gaji pegawai negeri sipil telah di subsidi, sehingga idealnya
untuk menentukan UC, perhitungan TC tanpa FC dan biaya investasi serta biaya
gaji pegawai negeri.
Mantap terima kasih kak
BalasHapus