AYAH TELAH PERGI
Pada saat aku masih berusia 5, tahun aku masih memiliki keluarga yang masih utuh, yang terdiri dari ayah, ibu, kakak perempuan, dan juga bibiku.
Saat di pagi hari yang cerah tepat
pada hari minggu, aku dan keluargaku pergi kekantor ayahku tepatnya di Erlangga
Surabaya untuk melihat perlombaan sepak bola, dan saat itu ayahku mengikuti
lomba tersebut.
Saat acara sudah di mulai, tiba –
tiba di tengah perlombaan salah satu lawan menendang bola terlalu keras sehingga
terkena ayahku tepatnya pada dada ayahku, lalu aku dan keluargaku sangat
terkejut ketika melihat ayah terkena bola, dan aku langsung berkata pada ibu. “
Ibu lihat ayah terkena bola!”. Lalu ibuku menjawab. “ iyah nak ibu tahu semoga ayahmu baik – baik saja.”
Tak lama kemudian perlombaan
tersebut selesai, akhirnya aku dan keluargaku langsung lari menghampiri ayahku,
lalu kakakku langsung bertanya kepada ayah.” Ayah apakah engkau baik – baik
saja?.” Lalu ayah menjawab. “ iyah nak
ayah baik – baik saja!.”
Setelah ayah ganti baju kami
langsung pergi kembali kerumah untuk beristirahat, tetapi tiba di tengah
perjalanan aku merasa lapar, dan akhirnya kami berhenti ke Macdonald untuk
makan, sehabis makan kami langsung pergi pulang untuk beristirahat.
Hari telah berlalu, semakin hari
ayah semakin lemas untuk beraktivitas, ibu pun merasa heran dan akhirnya ibu
bertanya kepada ayah. “ Ayah apakah kamu baik – baik saja?.” Lalu ayah
menjawab. “Iyah bu ayah baik – baik saja!.” Mendengar jawaban ayah ibu tidak
yakin dengan semua itu, akhirnya ibu menyuruh ayah untuk pergi kedokter, tetapi
ayah tidak mau, lalu ibu membujuk ayah supaya ayah mau pergi periksa, tak lama
kemudian ibu membujuk ayah pada akhirnya ayah mau juga pergi kedokter untuk
periksa.
Keesokan harinya ayah dan ibupun
pergi periksa, sedangkan aku, kakak, dan bibiku ada di rumah, saat itu bibi
sedang memasak, aku dan kakak sedang bermain di kamar, di pertengahan masak
tiba – tiba bibi mendapat telfon dari ibu,, ternyata ayahku harus di rawat di
rumah sakit, lalu bibi bicara padaku dan kakak bahwa ayah harus di rawat di
rumah sakit, aku dan kakak sangat terkejut, akhirnya kami menangis dan hampir
tidak percaya kalau ayah harus di rawat di rumah sakit.
Tak lama kemudian bibi pergi kerumah sakit
untuk mengantarkan baju ayah dan ibu,sedangkan aku dan kakak tetap di rumah.
Hari telah berlalu, setiap hari
sepulang sekolah aku dan kakak pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayah,
tetapi aku takut dengan ayahku sendiri karena aku takut dengan orang sakit,
berjalan selama satu bulan akhirnya ayahku pulang ke rumah,kami merasa senanng
saat ayah merasa pulang meski ayah harus tetap dirawat dirumah.
Selama ayah dirawat dirumah aku
tidak mau tidur di rumahku sendiri,karena aku takut dengan orang sakit,tetapi
sudah satu minggu lamanya ayah dirawat dirumah aku sudah berani tidur dirumahku
sendiri,tetapi aku tidak mau masuk ke kamar ayahku.
Pada saat tanggal 30 Desember 2011
di pagi hari ibu mencuci baju saat itu aku sudah bangun,lalu ibu menyuruhku
mengambilkan baju ayah di kamarnya dan melihat kondisi ayah,tetapi saat aku
mengambil baju ayah aku tidak berani sedikit pun melihat ayahku dan aku
langsung lari setelah mengambil baju tersebut.
Saat aku mengasihkan baju pada ibuku
dia bertanya kepada ku.”Nak apakah ayah baik-baik saja?.”. “ Tidak tahu bu, aku
takut.” Jawabku sambil ketakutan. Saat ibu mendengar jawaban ku ibu langsung
lari kekamar ayah untuk melihat kondisi ayah, saat tiba di kamar tiba – tiba
ibu langsung menjerit.” Ayaaaah...” lalu aku dan semua orang yang ada di rumah
langsung terkejut dan lari kekamar ayah, ternyata ayah telah pergi meninggalkan
kami untuk selamanya.
Saat itu semua orang menangis, dan
kakakku langsung menelfon semua sudara –
saudaraku, sedangkan ibuku pingsan berkali – kali dengan keadaan itu, dan
akupun hanya menangis ditengah – tengah ruang tamu dengan keadaan ramai.
Saat ayah sudah di makamkan, aku dan
semua keluargaku hanya bisa menangis dan berusaha mengikhlaskan ayah yang sudah
tiada, tetapi hingga saat ini meski aku sudah duduk di bangku SMP, sudah 10
tahun lamanya ayah telah tiada aku masih
tidak percaya bahwa ayahku telah pergi meninggalkanku untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar