Tentang

------------ Selamat datang di Blog kami yang sederhana ini ------------ SEMOGA BERMANFAAT. --- Identitas Pemilik Blog ------ Nama : Afif Fuaidi ------ Alamat Rumah : Payaman - Andonosari - Nongkojajar - Pasuruan ------ Facebook : Afif Fuaidi bin Mahfudz ------ Instagram : Apiep_5 (Afif Fuaidi) ---

Sabtu, 06 Februari 2021

BAHAGIAKU DENGAN KELUARGA KECILKU

 BAHAGIAKU DENGAN KELUARGA KECILKU

Hasna, gadis cerdas nan gigih berumur 15 tahun yang berasal dari keluarga yang harmonis memiliki seorang adik bernama Octa. Sejak SD, Hasna sudah tinggal dan sekolah bersama bibinya. Hasna sangat ingin tinggal bersama ayah dan bundanya. Namun, tidak bisa karena keterbatasan ekonomi. Ayahnya adalah seorang petani sayur dan ibunya sesekali harus menjadi pencuci pakaian agar bisa mendapatkan tambahan uang karena penghasilan ayahnya yang tidak menentu. 6 bulan lagi Hasna sudah lulus smp. Sebelum ujian nasional, Hasna meminta kepada ayah dan bundanya melanjutkan sma didekat rumah agar bisa tinggal bersama orang tuanya. Ayah Hasna mengiyakan permintaan anaknya tersebut namun dengan sedikit rasa keberatan.                                                                   
“Kenapa kamu ingin sekolah disini nak? Bukankah teman-temanmu baik dan sayang kepadamu disana? Apakah ada masalah dengan mereka?” Tanya Ayah Hasna melalui telfon.
 “Aku baik-baik saja ayah. Alhamdulillah hubungan saya dan teman-teman sangat baik, bahkan mereka sering mentraktir diriku dikantin. Aku ingin bersekolah dan tinggal bersama ayah dan bunda karena aku ingin kita berempat berkumpul lagi seperti waktu aku kecil.” Jawab Hasna.
 “Lalu bagaimana dengan bibimu? Apakah dia sudah mengetahui keinginanmu?” Tanya ayah kembali. “Aku belum berbicara kepada bibi, tapi pasti aku akan mengatakan kepadanya segera.” Jawab Hasna.
 “Baiklah jika itu yang kamu inginkan, ayah akan mencarikan sekolah yang terbaik untukmu disini.” Jawab Ayah dengan sedikit berat hati.
 “Baik terima kasih ayah.”.                                                                                                  

Hasna sebenarnya tahu jika ayahnya keberatan karena mereka tidak mampu untuk menyekolahkan Hasna di sana. Hasna merasa bimbang, ia sangat merindukan kedua orang tuanya namun disisi lain Hasna tahu bahwa orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari, perasaan rindu Hasna kepada orang tuanya semakin menguat. Terkadang ia mengurung diri dan menangis di kamar hingga larut malam.

Melimat keponakannya yang sedang sedih, Bibi pun bertanya kepada Hasna. “Kenapa kamu? Bibi lihat matamu sembab, apakah kamu kurang tidur? Ceritakan kepada bibi apa yang sedang menjadi masalahmu.” Tanya bibi kepada Hasna. “Aku baik-baik saja tidak ada masalah apa-apa.” Jawab Hasna sambil tersenyum. “Ceritakan kepada bibi apa yang sedang mengganjal dihatimu.” Pinta bibi. “Sebernarnya aku ingin sekali tinggal bersama ayah dan bunda serta melanjutkan sekolah disana. Namun, aku khawatir apabila ayah tidak sanggup untuk membiayai aku sekolah.” Terang Hasna.

 “Nak, bibi akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Apapun yang kamu ingin lakukan asalkan itu baik, maka bibi akan mendukungmu.” Nasihat bibi kepada Hasna. Setelah mendapat nasihat bibinya, Hasna kembali bersemangat. Ia yakin bahwa selama dirinya berusaha dan doa, maka Allah akan memberikan jalannya. Dua minggu kemudian, ada kabar bahwa SMA Negeri Ajibarang mengadakan lomba fisika dan peringkat 5 teratas akan mendapatkan full beasiswa sekolah selama 3 tahun. Mendengar kabar tersebut, Hasna sangat senang karena SMA Negeri Ajibarang adalah sekolah favorit di kotanya dan kebetulan letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hasna pun belajar dengan sungguh sungguh agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut.                                                                                           

Hari perlombaan pun tiba, sebelum berangkat Hasna berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk mengikuti lomba yang bertempat di SMA Negeri Ajibarang. Pada saat pengumuman Hasna mendapatkan peringkat 3 dari 146 siswa yang mengikuti lomba tersebut. Hasna segera pulang memberi tahu orang tuanya dan orang tuanya merasa lega karena tidak mengeluarkan biaya untuk menyekolahkan Hasna.                                                       

Tahun ajaran baru pun tiba, Hasna sangat senang karena kali ini ia bisa bersekolah dan kumpul bersama keluarganya. Rasa rindu yang sangat mendalam itu akhirnya bisa terbayarkan. Walaupun setiap hari harus makan dengan nasi dan lauk seadanya namun Hasna bersyukur karena merasakan kenikmatan yang luar biasa karena bisa berkumpul dengan keluarga.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar